INDUKTIF

Posted: Thursday, March 27, 2014 | Diposkan oleh Ardiansyah Ramadhan | 0 komentar
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama.Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum.

contoh :
Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.

1. generalisasi
adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.

2. Analogi 
merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.

3. Hubungan Kausal 
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.

4. Hipotesis dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena – fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis. Dengan demikian, walaupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta –fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta – fakta baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Sebab itu persoalan yang dihadapi adalah bagaimana merumuskan sebuah hipotese yang kuat.

sumber :
http://www.uklis.net/2013/11/pengertian-dan-contoh-paragraf-induktif.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
Keep Reading...

DEDUKTIF

Posted: Friday, March 21, 2014 | Diposkan oleh Ardiansyah Ramadhan | 0 komentar

Penalaran Deduktif yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi

      1. Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Premis umum                : Semua mahasiswa adalah lulusan SMP
Premis khusus               : Budi adalah mahasiswa
Premis simpulan            : Budi lulusan SMP

2.Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Udara tidak ada.
K     : Jadi, Makhluk hidup akan mati.
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

3.Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.  Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.
Mn : Mirzal berada di Lenteng Agung.
K     : Jadi, Mirzal tidak berada di Depok.
My : Mirzal berada di Lenteng Agung  atau Depok.
Mn : Mmirzal tidak berada di Depok.
K     : Jadi, Mirzal berada di Lenteng Agung.

Emiten
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Contoh :
Premis umum                : Semua orang yang ingin sukses, harus bekerja keras
Premis khusus               : Budi orang yang ingin sukses
Premis simpulan            : Maka, Budi harus bekerja keras



sumber :
http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html  http://wikipedia.com

Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasiSilogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpufSilogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpuf
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpuf
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpuf
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpuf
Silogisme adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.
- See more at: http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html#sthash.vNe6R0RI.dpuf
Keep Reading...

ANALISIS JURNAL PERILAKU KONSUMEN

Posted: Friday, November 8, 2013 | Diposkan oleh Ardiansyah Ramadhan | 0 komentar

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK KERAJINAN TENUN IKAT DAYAK DESA ENSAID PANJANG KECAMATAN KELAM PERMAI KABUPATEN SINTANG

Kuswanto -, Eva Dolorosa, Imelda -

Abstract


Perilaku konsumen mengenai baik atau tidak baik konsumen terhadap suatu produk dapat dianalisis melalui data tentang keyakinan yaitu tanggapan sebelum menggunakan, evaluasi yaitu tanggapan setelah menggunakan, keyakinan normatif yaitu harapan responden atas peran orang lain dalam turut serta mendorong untuk menggunakan produk  dan motivasi yaitu kenyataan orang lain dalam memotivasi untuk menggunakan. Semua data diatas akan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli dan data tersebut berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Tujuan penelitian ini adalah untuk “mengetahui sejauh mana variabel, keyakinan membeli, evaluasi, keyakinan normatif, dan motivasi mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk kerajinan tenun ikat Dayak Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja yaitu di Desa Enasid Panjang dan kota Sintang dengan pertimbangan bahwa di Desa Ensaid Panjang merupakan sentra kerajinan tenun ikat Dayak dan koperasi jasa menenun mandiri terletak di kota Sintang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah membeli kain tenun ikat dayak minimal sebanyak dua kali pembelian atau membeli lebih dari satu produk. Sumber dan teknik pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah pengujian validitas dan realibilitas serta analisis model multi atribut Fisbhein menurut Mowen dan Minor.        Hasil analisis Model Multiatribut dari fishbein terhadap produk kerajinan tenun ikat dayak yang dianalisis melalui variabel keyakinan membeli, variabel evaluasi, variabel keyakinan normatif dan variabel motivasi menunjukan nilai sikap 118,368 yang berada pada kategori baik, oleh karena itu nilai perilaku konsumen atau B > 0, maka perilaku konsumen yang terbentuk terhadap produk kerajinan tenun ikat dayak adalah baik, artinya produk kerajinan tenun ikat dayak  memenuhi kreteria konsumen dalam pembelian.

Sumber : http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp/article/view/492
Keep Reading...

Segmentasi pasar

Posted: | Diposkan oleh Ardiansyah Ramadhan | 0 komentar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.

Faktor penetapan

Dalam penetapan segmentasi pasar, terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
  • Variabel geografi
    Variabel tersebut, antara lain: wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
  • Variabel demografi
    Variabel tersebut, antara lain: umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll.
  • Variabel psikologis
    Variabel tersebut, antara lain: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
    Variabel tersebut, antara lain: manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
Dasar–dasar segmentasi pada pasar industri
  • Tahap 1, yaitu menetapkan segmentasi makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
  • Tahap 2, yaitu sikap terhadap penjual, ciri–ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.

Syarat

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
  • Dapat diukur
  • Dapat dicapai
  • Cukup besar atau cukup menguntungkan
  • Dapat dibedakan
  • Dapat dilaksanakan

Tingkat

Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
  • Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
  • Pemasaran segmen
Pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
  • Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di dalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan lebih sempit.
  • Pemasaran mikro
Praktik penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.

Manfaat

Manfaat dari segmentasi pasar adalah:
  • Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
  • Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
  • Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Segmentasi_pasar
Keep Reading...